Jumat, 08 Juni 2018
ISLAM TAPI TIDAK ISLAM, IA ASING DAN ANEH
Oleh : Irwanto, S.Sy., M.A
Islam merupakan agama yang di bawa oleh Rasulllah Saw.
Dan merupakan agama yang asing di kalangan bangsa arab pada waktu itu. Memegang
ajaran islam di zaman akhir seperti sekarang ini ibarat memegang bara api, jika
dipegang terasa panas , apabila dilepas maka akan jatuh dan menjadi padam. Melihat kehidupan manusia
yang serba modern, dimana manusia lebih mengandalkan otaknya dibanding hati
nuraninya, manusia lebih senang memperturutkan hawa nafsunya dibanding syariat
Islamnya, sehingga manusia tidak ada bedanya dengan ciptaan tuhan yang lebih
rendah darinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita:
بَدَأَ
الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing,
maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim).
Sebuah realita yang tidak bisa kita pungkiri,
keindahan dan hakikat agama Islam yang mulia ini tidak dikenal dan tersembunyi
bagi umat Islam itu sendiri. Mereka beragama Islam, namun tidak mengenalnya dan
juga tidak mengamalkannya.
Coba
kita lihat di negeri kita ini, Indonesia mayoritas beragama Islam, tapi, yang
paling disudutkan orang-orang islam. Orang Lebih seram melihat yang pakai
cadar, dari pada yang pakai rok mini. Lebih takut orang berjenggot, dari pada
yang bertato. Orang Lebih curiga sama yang rajin ibadah, dari pada orang yang
mabuk-mabukan dan judi. Diduga teroris langsung tembak, bandar Narkoba
Internasional bisa di nego. Lebih mentolelir aliran sesat, dari pada yang
mengerjakan syariat.
Dunia memang
sudah terbalik
Yang
mengikuti sunnah dianggap radikal, Yang moderat dianggap toleran. Yang ber
jilbab syar’i dianggap ekstrem, Yang
tidak pakai jilbab dianggap cantik. Yang muda sholat 5 waktu harus diWaspadai,
Yang muda tidak sholat dianggap biasa. Yang berjenggot dianggap sok mengikuti
sunnah Yang tidak berjenggot dianggap bagus. Yang anaknya di jilbabin
Keterlaluan dan melanggar HAM. Yang anaknya pake rok mini imutnya. Yang pakai
baju koko dianggap sok alim. Yang tidak
pake baju dianggap jantan. Yang hariannya bicara Islam dianggap sok ustadz. Yang
hariannya menyebar fitnah dianggap moder
Begitu juga dengan kegiatan sehari-hari, islam asing ditengah umat yang
beragama islam. Seperti:
·
Orang yang ingin jujur
dan tidak korupsi akan terasa asing di tengah-tengah rekan kerjanya sendiri.
Padahal anti korupsi sudah diajarkan dari sifat amanah yang diajarkan oleh
Rasul kita –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
·
Pedagang yang ingin
menempuh cara yang halal dan tidak berbuat curang akan terasa asing di
tengah-tengah pedagang lainnya. Padahal Islam menuntut kita mencari rezeki
dengan cara yang halal dan jujur tanpa berbuat curang karena itulah yang
mendatangkan berkah.
Pegawai negeri sipil yang lulus murni terasa aneh di tengah maraknya sogokan. Kepala desa, Camat, Bupati, Gubernur, Anggota DPR bahkan Presiden apabila ia terpilih dan menjabat tanpa serangan fajar terasa aneh di tengah-tengah tren serangan fajar.
Pegawai negeri sipil yang lulus murni terasa aneh di tengah maraknya sogokan. Kepala desa, Camat, Bupati, Gubernur, Anggota DPR bahkan Presiden apabila ia terpilih dan menjabat tanpa serangan fajar terasa aneh di tengah-tengah tren serangan fajar.
·
Sama halnya dengan
orang yang ingin konsekuen dengan ajaran Nabi, kian terasing dan dia akan
memikul cobaan yang berat dan berbagai cemoohan.
Oleh karena itu, melihat keadaan umat Islam pada hari
ini, salah seorang ulama mengatakan, “jangan dibandingkan Islam dengan kondisi umat
Islam pada hari ini”. Lihatlah, ketika Islam menggambarkan akhlak yang terpuji,
maka sebagian umat Islam tidak berakhlak dengan akhlak yang terpuji. Jika Islam
menggambarkan keagungan dan kemulian, maka kondisi sebagian umat Islam tidak
menggambarkan keagungan dan kemuliaan itu. Ini adalah sebuah ungkapan yang
tepat dan menjadi introspeksi bagi kita bersama.
Tidak perlu
kita mengarahkan kritikan ini kepada orang lain. Atau kepada mereka yang kita
lihat di telivisi yang melakukan kemaksiatan, mengadakan pemboman dan
peperangan. Mengadakan pengrusakan dan berbuat kekacauan. Kita tujukan kritik
ini kepada diri kita terlebih dahulu. Sudahkah kita menepati janji ketika
berjanji? Sudahkan kita istiqamah terhadap sumpah yang sudah kita ikrarkan? Sudahkah
kita menunaikan kewajiban kita sebagai umat islam ? Dan sudahkah kita bertauhid
kepada Allah Ta’ala?
Marilah kita sama-sama mengoreksi diri kita. Sudahkah
akidah kita sebagaimana akidahnya seorang muslim? Sudahkah akhlak kita
sebagaimana akhlaknya seorang muslim? Sudahkah amalan kita sebagaimana amalan
yang diridhai oleh Islam?
Wajib bagi kita menunjukkan karakter seorang muslim pada diri kita, secara
lahir dan batin. Islam adalah keyakinan. Islam adalah ucapan. Dan Islam adalah
amal perbuatan.
Janganlah kita menjadi seorang muslim, tapi kita jauh dari nilain-nilai
Islam. Dan beruntunglah orang-orang Islam yang teguh dengan keislamannya di
tengah orang-orang yang menganggap nilai-nilai Islam itu asing.
Berpegang teguhlah
dengan kebenaran walau kita seorang diri …
Ibnu Mas’ud berkata,
الجَمَاعَةُ مَا وَافَقَ الحَقَّ وَإِنْ كُنْتَ وَحْدَكَ
“Yang disebut jama’ah
adalah jika mengikuti kebenaran, walau ia seorang diri.”
Terakhir, dengan momentum ramadhan ini marilah kita menempuh jalan kebenaran dan Jangan
berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Dan
ingat, Hati-hatilah dengan jalan kebatilan dan perbuatan dosa. Jangan kita
tertipu dengan banyaknya orang yang berada dijalan kebathilan dan dosa.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita agar kita
betul-betul meyakini Islam dengan hati kita, mengucapkannya dengan lisan, dan
tampak dalam amal perbuatan kita sehari-hari
"Wallahu A'lam Bishawab"
"Wallahu A'lam Bishawab"

Author: Mohammad
Mohammad is the founder of STC Network which offers Web Services and Online Business Solutions to clients around the globe. Read More →
Related Posts:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: